Tata Cara Mandi Wajib Yang Benar
Bagaimanakah Tata Cara Mandi Wajib Yang Benar?
Mandi Wajib adalah mandi yang diwajibkan oleh agama Islam atas
orang-orang mukalaf untuk pria ataupun wanita untuk membersihkan diri dari
Hadats Besar, Keluarnya Mani (mimpi basah), Berhubungan Badan Suami-Istri,
Berhentinya Haid dan Nifas, dan Meninggalnya Muslimim. Beberapa kewajiban dan
juga tata cara melakukan Mandi Junub/ Wajib yang benar.
Menurut aturan Syari’at Islamiyah, mandi junub itu dinamakan mandi wajib dengan
mengalirkan air ke seluruh bagian tubuh. Mandi junub ini adalah termasuk dari
perkara syarat sahnya shalat kita, sehingga kalo kita tidak mengerjakannya
dengan cara yang benar maka mandi junub kita itu dianggap kurang (tidak) sah
sehingga kita masih belum lepas dari hadats besar.
Beberapa Keadaan yang Diwajibkan untuk Mandi Junub
1. Keluarnya Mani
Apakah karena syahwat atau karena sebab yang lainnya (mimpi basah). Hal ini
sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa aalihi
wasallam dalam sabda beliau sebagai berikut (tulis haditsnya di Syarah
Shahih Muslim An Nawawi juz 4 hal. 30 hadits ke 81):
"Dari Abi Sa’id
Al Khudri dari Nabi sallallahu alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda:
“Hanyalah air itu (yakni mandi) adalah karena air pula (yakni karena keluar air
mani”." (HR. Muslim dalam Shahihnya)
Dalam menerangkan hadits ini Al Imam Abu Zakaria Muhyiddin bin Syaraf An Nawawi
menyatakan:
"Dan Ma’nanya
ialah: Tidak wajib mandi dengan air, kecuali bila telah keluarnya air yang
kental, yaitu mani".
2. Berhubungan Badan (Suami-Istri)
Ketika Berhubungan Badan Suami-Istri baik keluar mani atau tidak keluar mani.
Hal ini sebagaimana yang dinyatakan Nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam
dalam sabdanya sebagai berikut (tulis haditsnya di Fathul Bari Ibni Hajar jilid
1 hal. 395 hadits ke 291):
"Dari Abi
Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi sallallahu alaihi waalihi wasallam,
bahwa beliau bersabda: “Apabila seorang pria telah duduk diantara empat bagian
tubuh perempuan (yakni berhubungan badan) kemudian dia bersungguh-sungguh
padanya (yakni memasukkan kemaluannya pada kemaluan perempuan itu), maka
sungguh dia telah wajib mandi karenanya”." (HR. Bukhari dalam Shahihnya)
3. Berhentinya Haid dan Nifas
Kewajiban mandi karena berhentinya darah haid ini ditunjukkan dalam firman
Allah swt, yang artinya:
“Mereka bertanya
kepadamu tentang darah haid, maka katakanlah bahwa darah haid itu adalah
kotoran (najis). Maka jauhilah (jangan menggauli) para istri ketika haidnya (di
tempat keluarnya darah/farji). Dan janganlah kalian mendekati (menjima’i)
mereka hingga mereka suci. Maka apabila mereka telah suci (mandi), campurilah
mereka di tempat yang Allah perintahkan kepada kalian.” (QS. Al-Baqarah : 222)
Fathimah binti Abi Hubaisy pernah datang meminta fatwa kepada Rasulullah. Ia
berkata:
“Wahai Rasulullah, aku
seorang wanita yang ditimpa istihadhah, maka aku tidak suci. Apakah aku harus
meninggalkan shalat?”
Rasulullah menjawab: “Engkau tidak boleh meninggalkan shalat, karena darah yang
keluar itu hanyalah darah dari urat bukan darah haid. Maka apabila datang
haidmu tinggalkanlah shalat dan apabila haidmu telah berlalu cucilah darah
darimu (mandilah) kemudian shalatlah.”
4. Mati dalam Keadaan Muslim
Maka yang hidup wajib memandikannya.
Berdasarkan firman Allah Ta'ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah...." (QS. Al-Maidah : 6)
Ada sebuah Penjelasan bahwa Mandi Junub itu ada yang Sempurna dan ada yang
Sekedar Sah
* Pertama: Sekedar Sah
Adapun yang sekedar sah, maka cukup bagi seseorang melakukan yang wajib saja
tanpa melakukan perkara-perkara sunah. Cukup baginya:
Niat bersuci, kemudian meratakan siraan air ke seluruh tubuh dengan berbagai
cara, apakah di bawah pancuran atau berendam di laut atau bak mandi atau
berenang dan semacamnya, disertai dengan berkumur dan memasukkan air ke hidung.
* Kedua: yang Sempurna
Adapun mandi yang sempurna adalah dengan melakukan seperti yang dilakukan Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam. Yaitu dengan melakukan seluruh sunah-sunah mandi.
Syekh Ibnu Utsaimin ditanya tentang sifat-sifat mandi. Maka dia menjawab; Tata
cara mandi itu ada dua;
"Cara yang wajib,
yaitu dengan menyiram air secara merata ke seluruh tubuh, termasuk di dalamnya
berkumur dan menghisap air ke hidung. Jika dia telah menyiramkan air ke seluruh
tubuh, dengan cara apapun, maka terangkatlah hadats besar darinya dan
sempurnalah kesuciannya."
"Cara yang sempurna. Yaitu dengan cara mandi sebagaimana mandinya Nabi
shallallahu alaihi wa sallam. Jika dia ingin mandi junub, maka dia harus
mencuci kedua telapak tangannya, kemudian membersihkan kemaluannya dan kotoran
junub, kemudian berwudhu secara sempurna, lalu membasuh kepalanya sebanyak tiga
kali, kemudian menyiram seluruh tubuhnya yang lain. Inilah tata cara mandi yang
sempurna." (Fatawa Arkanul Islam, hal. 248)
Berikut Tata Cara Mandi Wajib yang Benar Menurut Islam
1.) Niat
(Penjelasan Hadist, "Sesungguhnya Amal Itu Tergantung Pada Niatnya..."
Oleh Sheikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin)
Mandi Wajib (Mandi Junub) dimulai dengan mengucapkan Bismillah, dan berniat
untuk menghilangkan hadast besar, semata karena Allah Ta’ala dalam rangka
menta’atiNya dan beribadah kepadaNya.
"Nawaitul
Ghusla Liraf'il Hadatsil Akbari Fardhan Lillahi Ta’aalaa."
Artinya: (di baca dalam hati!)
"aku niat mandi
untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena allah taala."
2.) Membersihkan Kedua Telapak Tangan Tiga Kali
Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan, masing-masing tiga
kali (membasuhnya/mengguyur dengan gayung kedua telapak tangan secara
bergantian, atau di pancuran. bukan mencelupkan kedua telapak tangan ke bak
air). Kemudian bercebok.
3.) Membersihkan Kemaluannya
Mengambil air dengan telapak tangan atau gayung untuk (mencuci) membersihkan
kemaluan dengan telapak tangan kiri dan kotoran yang ada di sekitarnya hingga
bersih.
4.) Membersihkan Tangan Kiri
Kemudian telapak tangan kiri tadi digosokkan ke lantai atau ke tembok sebanyak
tiga kali. Dan setelah itu dibasuh dengan air. (Hal ini ada perbedaan pendapat,
bisa dilakukan bisa juga tidak)
5.) Berwudhu
Setelah itu berwudhu' seperti halnya orang yang berwudhu hendak Shalat.
6.) Mengguyurkan Air dari Kepala ke Seluruh Tubuh
Kemudian mengguyurkan air dari kepala ke seluruh tubuh dan menyilang-nyilangkan
air dengan jari tangan ke sela-sela rambut kepala (menyela-nyela pangkal
rambut), rambut jenggot, kumis serta rambut mana saja di tubuh dan kedua
telinga, sehingga air itu rata mengenai seluruh tubuh, tiga kali.
(Dalam Mandi Junub, harus dipastikan bahwa air telah mengenai seluruh tubuh
sampai kulit yang ada di balik rambut yang tumbuh di manapun di seluruh tubuh.
Karena itu siraman air harus dibantu dengan jari tangan untuk mengantarkan air
ke bagian tubuh yang paling tersembunyi).
Catatan:
Menyela pangkal rambut (hanya) khusus bagi laki-laki. Bagi perempuan, cukup
dengan mengguyurkan pada kepalanya tiga kali guyuran, dan menggosoknya, tapi
jangan mengurai/membuka rambutnya yang dikepang.
Karena ada hadist diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Ummu Salamah yang bertanya
kepada Rasulullah,
“Aku bertanya, wahai
Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut
kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub (mandi besar)?” Maka
Rasulullah menjawab, “Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada
kepalamu tiga kali guyuran,” (HR At-TIrmidzi).
7.) Mengguyur Tubuh Sebelah Kanan dan Kiri
Mengguyur tubuh yang sebelah kanan dengan air, membersihkannya dari atas sampai
ke bawah. Kemudian bagian yang kiri seperti itu juga berturut-turut sambil
membersihkan bagian-bagian yang tersembunyi (pusar, bawah ketiak, lutut, dan
lainnya).
Diriwatkan dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa
aalihi wasallam telah bersabda:
"Barangsiapa yang
meningggalkan bagian tubuh yang harus dialiri air dalam mandi janabat walaupun
satu rambut untuk tidak dibasuh dengan air mandi itu, maka akan diperlakukan
kepadanya demikian dan demikian dari api neraka". (HR. Abu Dawud)
8.) Membasuh Kedua Telapak Kaki
Kemudian, kalo diyakini bahwa air telah mengenai seluruh tubuh, maka mandi itu
diakhiri dengan membasuh kedua telapak kaki sampai mata kaki.
9.) Disunnahkan untuk tidak mengeringkan badan dengan kain handuk atau kain apa
saja untuk mengeringkan badan itu.
10.) Disunnahkan untuk melaksanakan Mandi Junub itu dengan tertib seperti yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa aalihi wasallam.
Tata cara ini berdasarkan penuturan Aisyah Radhiyallahu Anha:
“Apabila Rasulullah
hendak mandi junub (mandi besar), beliau memulai dengan membasuh kedua
tangannya sebelum memasukannya ke dalam bejana. Kemudian beliau membasuh
kemaluannya dan berwudhu seperti halnya berwudhu untuk shalat. Setelah itu,
beliau menuangkan air pada rambut kepalanya, kemudian mengguyurkan air pada
kepalanya tiga kali guyuran, kemudian mengguyurkannya ke seluruh tubuhnya,” (HR
At-Tirmidzi: 104, dan Abu Daud: 243).
# Setelah Mandi Junub (Wajib), Apakah Masih Perlu Berwudhu?
Seseorang yang ingin mengerjakan shalat setelah melaksanakan mandi junub secara
syar’i, sebagaimana yang dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, tidak wajib berwudhu lagi. Alasannya, apabila seseorang bersuci dari
hadats besar, maka otomatis dia juga bersuci dari hadats kecil yang
mengenainya.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَغْتَسِلُ وَيُصَلِّي الرَّكْعَتَيْنِ وَصَلاَةَ الْغَدَاةِ وَلاَ أَرَاهُ يُحْدِثُ وُضُوْءًا بَعْدَ الْغُسْلِ
"Dari Aisyah, dia
berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi, lalu shalat dua
rakaat, dan saya tidak melihat beliau berwudhu lagi setelah mandi.”.." (HR.
Abu Daud: 259, Ahmad 6/119 dengan sanad shahih)
Dengan mengetahui dan mengamalkan Tata Cara Mandi Wajib Yang Benar diatas,
kegiatan menunaikan ibadah bisa dalam keadaan bersih dari hadats besar dan
kecil, Insya Allah sah. Itulah cara mandi wajib yang benar diajarkan oleh Nabi
Muhammad saw. Wallahu’alam bish shawwab.. Semoga bermanfaat..
Komentar
Posting Komentar